UNTUK KITA RENUNGKAN
Apakah kewajiban ingat kepada Tuhan hanya terbatas di tempat ibadat seperti Masjid, Musholla, Surau atau diatas sajadah saja ?. Pasti semua kita semua akan menjawab tidak, karena sebagai orang beragama pasti saya selalu ingat Tuhan.
Tapi kenapa perkara rohani hanya diperlakukan yaitu difahami dan diamalkan sebatas ritual semisal shalat, puasa dan haji. Namun keshalihan ritual tersebut tidak atau hanya sedikit berdampak pada keshalihan sosial. Berbagai perselingkuhan seperti, korupsi, menipu atau mencuri seakan menjadi “amal wajib” disamping shalat 5 waktu setiap hari. Adapun di tempat usaha, ditempat kerja apalagi di tempat hiburan Tuhan terlupakan. Seakan-akan keberadaan Tuhan hanya ada di tempat ibadah atau hanya ada dalam ritual ibadah semata, seolah-olah Tuhan tidak hadir atau tidak ada. Orang cenderung lupa, bahwa Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dan Malaikat selalu mencatat segala perbuatan kita yang baik maupun yang buruk.
Kenapa kita lupa terhadap Makna dan Hakikat Ibadah yang sesungguhnya.yaitu, “melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya” . Apakah kita sudah ragu-ragu terhadap Tuhan, atau lupa atau berpura-pura lupa ?. Hanya kita yang bisa menjawabnya.
Sesungguhnya ibadah itu sangat luas, tidak hanya shalat, haji, zikir, dll. Tidak korupsi, tidak mencuri, tidak menyakiti, tidak merusak lingkungan, dll, itu perbuatan baik. Berbuat kebaikan itu ibadah. Seperti sabda Rasulullah SAW “Iman itu lebih dari enam puluh cabang; yang paling tingginya La-Ilaaha- Illallaah dan dan yang paling rendahnya membuang sampah dari tengah jalan”. (H.R.Bukhari)
Bukan lupa tapi gak ingat....!
BalasHapus